Sabtu, 05 Februari 2011

PERANGKAT JARINGAN WIFI DAN PENJELASANNYA

Konfigurasi Wireless Access Point

Ada dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point (AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he.. he..
Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan reset ke default factory setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke setting awal.
Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:
  1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
  2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)
  3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
  4. dsb
Beberapa konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.
Upgade Firmware
Biasanya perangkat yang mempunyai firmware semacam AP akan menyediakan upgrade firmware untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan upgrade firmware akan ada fungsi tambahan atau baru. Langsung saja cari firmware terbaru untuk AP di website vendor. Ternyata sudah ada beberapa release terhadap firmware lama yang ada di AP, download firmware versi terakhir. Firmware yang di download berbentuk file executable, jalankan file tersebut akan melakukan decompress dan menghasilkan file README dan firmware update.
Proses upgrade dapat dilakukan secara mudah, yaitu langsung dilakukan melalui browser, masukkan file firmware update, kemudian klik sumbit, dalam waktu kurang dari satu menit proses upgrade selesai dan firmware baru langsung terpasang. Reset ke default factory setting dilakukan sesuai rekomendasi Vendor yang ada di file README.
Upgrade firmware memberikan hasil yang sangat memuaskan, yaitu DHCP server dapat berfungsi dengan baik dan tersedianya fasilitas tambahan/baru yaitu perangkat wireless sekarang fungsinya menjadi tiga jenis:
  1. Access Point (fungsi default)
  2. Client Bridge Mode
  3. Repeater Mode
AP dan Komputer Server
Saat ini AP telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk menyiapkan sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan fungsi untuk:
  1. Pengelolaan user
  2. Pengelolaan akses
  3. Proxy dan Firewall
  4. Pengelolaan authentifikasi
  5. Mencatat log/history akses
  6. Menyediakan fitur billing
Adakah pembaca yang telah melakukan/memasang aplikasi terpadu open source untuk Linux untuk kebutuhan seperti ini? jika ada, ditunggu komentarnya.

Antena HostSpot 2.4 GHZ/5.8 GHZ Part II

Pada Postingan Edisi Kemarin Saya Mencoba Untuk Mebahas Tentang Antena Wireles Dan Beberapa Spesifikasiny. Kali ini akan saya Teruskan Untuk membahas Type Antena Wireless yang lain. Berikutanya adalah antena dengan type grid atau Grid antenna seperti pada gambar disamping. Antena jenis ini umumnya banyak dipakai di warnet-warnet sekitar rumah antena jenis ini sangat bagus untuk transfer data lurus (saling berhadapan) karena antena jenis ini memiliki tingkat polarisasi yang cukup rendah ( hanya sekitar 8 derajat) namun kurang bagus jika di jadikan akses point karena untuk akses point lebih baik menggunakan antena omni atau antena sectoral. Bentuk menyerupai parabola dengan resonator tepat di tengah titik fokus antena, memungkinkan data dapat di transmisikan dengan jarak yang lebih jauh namun dengan konsekuensi target harus tepat lurus di depanya dnegan pergeseran kurang dari 8 derajat, agar dapat diperoleh hasil yang optimal. Antena jenis ini di pasaran dijual dengan harga yang relatif mahal (sekiar Rp. 400.000)
Berikutnya adalah antena yagi. Antena ini mirip yang kita gunakan sehari hari untuk keperluan menangkap saluran UHF namun dengan jarak batang-batang yang lebih berdekatan silahkan lihat link berikut. karena bentuknya yang demikian antena ini mepunyai efek polarisasi vertikal dan horizontal. namun untuk hasil yang optimal dapt dilakukan pengubahaan arah dari sumber sinyal sehingga di dapat hasil yang optimal.
Selanjutnya adalah type antena dish
Dish Atau piringan merupakan sebutan yang tepat untuk tipe antena ini, bentuknya yang mirip parabola, paling cocok digunakan untuk transmisi jarak sangat jauh biasanya di letakan diatas gunung untuk alat pemantau aktifitas atau hanya sekedar pemantau cuaca.  polarisasi sekitar 20 derajat di depan antena. mirip dengan antena grid, namun umumnya antena disk kurang begitu praktis mungkin karena ukuranya yang cukup besar sehingga kurang cocok di tempatkan di daerah perumahan yang memiliki area kosong tidak begitu luas.
Beberapa Spesifikasi antena yang ada di pasaran
Grid (antarlangit.com)

Frequency Range
2.4GHz ~ 2.4835GHz
Impedance  (Ω)
50
Gain
24dBi
VSWR
≤1.5
Horizontal Beamwidth
14°
Vertical Beamwidth
10°
F/B Ratio
>30dB
Polarization
Vertical or Horizontal


Maximum Input Power
100W
Connector
N Female
Application
Outdoor
Mount Style
Pole Mount / Wall Mount
Antenna Dimension
600×1000 mm
Weight
3.5  +/-0.15 KG
Mounting Mast Diameter
Ø30~Ø50 mm
Rated Wind Velocity
216 Km/h
….
Yagi Antarlangit.com

* Frequency : 2,4 Ghz
* Gain : 16 dBi
* Polarization : Vertical / Horizontal
* Impedance : 50 Ohm
* Max. Input Power : 50 Watts
* VSWR : < 1,3
* Connector : Rp-Tnc / Rp-Sma
DISH(The HyperGain® HG2414D ) L-com.com
Frequency 2400-2500 MHz
Gain 14 dBi
Horizontal Beam Width 25 degrees
Vertical Beam Width 25 degrees
Front to Back Ratio >30dB
Impedance 50 Ohm
VSWR < 1.5:1 avg.
Maximum Input Power 50 Watts
Lightning Protection DC Short

Tidak ada komentar:

Posting Komentar